Banyak sekali calon wisatawan maupun pelaku usaha itu sendiri gagal paham mengenai perbedaan antara Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Agen Perjalanan Wisata (APW). Namun walaupun demikian keduanya sama-sama bergerak di bidang bisnis yang sama, faktanya antara Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata sedikit lumayan berbeda.
Pengertian Menurut Undang- Undang
Biro Perjalanan Wisata menurut UUNo. 9 Tahun 1990 Pasal 12 diartikan sebagai usaha penyedia jasa perencanaan dan/ atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan wisata. Sedangkan Agen Perjalanan Wisata adalah usaha yang menyelenggarakan perjalanan yang bertindak sebagai perantara dalam menjual atau mengurus jasa. Keduanya sama- sama berada di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Perbedaan Dalam Segi Perijinan
Antara Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata mempunyai perbedaaan dalam segi perijinan. Agen Perjalanan Wisata hanya mendapatkan izin untuk bertindak sebagai retailer atau pengecer dari beragam produk- produk layanan (jasa) wisata sesuai dengan keagenan yang ditunjuk atau dimandatkan. Sedangkan cankupan luasnya, Biro Perjalanan Wisata tidak hanya diijinkan sebagai penjual jasa layanan wisata namun juga menjadi driver dari kompilasi layanan wisata yang dijadikan produk paket wisata yang menjadi kontrak layanan yang dibuat berdasarkan program yang disepakati dan tertera dan brosur atau paket wisatanya.
Perbedaan Dari Segi Tugas dan Fungsi
Dari segi fungsi antara Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata juga menjalankan tugas yang berbeda. Biro Perjalanan Wisata bertugas untuk memberikan penerangan atau informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia wisata pada umumnya dan perljalanan wisata khususnya. Secara tak langsung hal ini memberitahukan bahwa Biro Perjalanan Wisata juga dapat bertindak sebagai Agen Perjalanan Wisata. Sedangkan Agen Perjalanan Wisata hanya bertindak sebagai perantara dan organisator saja.
Dengan demikian Kini yang menjadi kesulitan dalam sebuah penyelanggara paket wisata yaitu tidak adanya ketersediaan tempat untuk memperkenalkan produk- produknya. Walaupun ada tempat tersebut memberikan tarif yang kiranya tak mungkin bisa dijangkau oleh pihak penyelenggara wisata kelas menengah ke bawah yang lebih luas lagi.